May Day Hari Libur Nasional, Jadi Ajang
Kampanye Pilpres.
JAKARTA
- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan,
penetapan hari Buruh Internasional (MayDday) pada 1 Mei sebagai hari libur, tak
akan membuat kendur semangat para buruh.
"Meski demikian bukan berarti itu gerakan buruh makin kendur, tapi makin menguat, isu-isu buruh tetap dan saya yakin tahun depan perayaan May Day akan besar lagi," kata Said berbincang kepada Okezone, Rabu (1/5/2013).
Meski demikian, dia mengapresiasi sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menetapkan Mayday sebagai hari libur. Dikarenakan dengan penetapan May Day sebagai hari libur berarti adanya pengakuan dan eksistensi buruh oleh pemerintah.
"Presiden SBY memberikan hari Mayday sebagai hari libur itu termasuk bentuk pengakuan kepada buruh. Itu perlu diapresiasi," katanya.
Mayday tahun ini sendiri berjalan berjalan tertib. 600 ribu buruh turun ke jalan hari ini dengan sasaran Istana Merdeka, Kantor Kementerian Kesehatan, Kantor Kementerian Kordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kantor Kementerian Negara BUMN.
Calon
Presiden Partai Gerinda, Prabowo Subianto mengaku bahwa dirinya satu-satunya
calon presiden yang berani menolak sistem kerja outsourcing. Hal
tersebut telah dilakukan Prabowo sejak lima tahun lalu.
"Lima tahun yang lalu, saya satu-satunya pimpinan partai politik yang berani tanda tangan untuk menentang outsourcing di Indonesia ini," kata Prabowo dalam orasinya saat mengahadiri peringatan hari Buruh Sedunia (May Day) di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2014).
"Lima tahun yang lalu, saya satu-satunya pimpinan partai politik yang berani tanda tangan untuk menentang outsourcing di Indonesia ini," kata Prabowo dalam orasinya saat mengahadiri peringatan hari Buruh Sedunia (May Day) di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (1/5/2014).


Tidak ada komentar:
Posting Komentar