Hasil Ujian Nasional 2014
Hasil
membanggakan diraih oleh pelajar tingkat SMA di Gorontalo. Sebab 3 pelajar dari
daerah itu berhasil meraih nilai 10.
Pelajar
hebat itu adalah Asep Ahmad Hidayat dan Untung Handayani Ramli, keduanya
berasal dari Madrasah Aliah Negeri (MAN) Insan Cendekia. Sementara seorang
lainnya, Wayan Pini dari SMAN 1 Marisa.
Kepala Dinas
Pendidikan Nasional Provinsi Gorontalo Sumarwoto menuturkan kepada Liputan6.com,
bahwa ketiga pelajar tersebut mendapatkan nilai tertinggi dalam mata pelajaran
Matematika.
"Jadi
ketiga siswa kita, berhasil dapat nilai 10 untuk pelajaran Matematika. Itu
sangat memuaskan dan membanggakan," kata Sumarwoto, Senin (20/05/2014).
Sumarwoto
juga mengatakan, keberhasilan para siswa tersebut, berkat dukungan dari semua
aspek, baik sekolah, keluarga dan lingkungan. Namun sayang, ketika hendak
ditemui ketiga pelajar tersebut tidak berada di sekolahnya.
Siswa peraih
nilai Ujian Nasional tertinggi jurusan IPS se Indonesia, Nur Afifah
Widyoningrum mengaku tidak menyangka akan menjadi peraih nilai tertinggi. Siswi
SMAN 1 Yogyakarta jurusan IPS ini mengatakan, dalam menghadapi UN dia tidak
menghabiskan semua waktunya untuk belajar.
Pelajar yang
lahir 5 Maret 1996 di Yogyakarta ini mengaku belajar seperti siswa lainnya.
Namun sebelum pelajaran sekolah dimulai, Afifah selalu menyempatkan membaca
terlebih dulu materi yang akan diajarkan. Ia kembali belajar di rumah usai
maghrib. Rutinitas ini selalu dilakukan setiap hari.
Sebelum UN, remaja ini mengikuti les privat. Namun orang tua justru menyarankan agar percaya kepada materi yang diberikan oleh sekolah. "Belajar sih nggak padat kok jadwalnya. Cuma sebelum pelajaran dimulai saya sekadar baca. Karena saya suka baca. Nanti habis magrib belajar lagi. Ya terserah saja pengin belajar apa," kata anak dosen UGM itu.
Afifah menempati peringkat pertama peraih nilai UN tertinggi nasional dengan nilai 55.85. Di Yogyakarta, Afifah meraih peringkat ke tiga setelah 2 teman satu sekolahnya jurusan IPA, yaitu Hashina Zulfa meraih nilai UN 57.65 dan Annisa Anidya Wedoningrum 56.10. Kedua temannya itu menjadi peringkat satu dan dua untuk jurusan IPA se Yogyakarta.
Menurut Afifah, ia gemar membaca sejak kecil. Ia juga suka membaca novel dan karya fiksi lainnya, terutama karya novelis Jodi Picoult. "Saya suka novel yang bahasa Inggris. Seperti karya Jodi Picoult setengah karyanya sudah saya baca. Karya yang The Storyteller itu cerita zaman Nazi tentang holocoust gitu. Bagus banget saya suka cara dia bercerita," katanya.
Tak hanya gemar membaca novel karya orang lain, Afifah juga menulis novel sendiri. Karyanya ini sudah diapresiasi oleh salah satu penerbit buku dan sudah tanda tangan kontrak. Namun, Afifah belum bersedia menyebut judul novel tersebut.
"Karya fiksi kok, seperti teenlite gitu ceritanya tentang kisah remaja di klub drama suatu sekolah," ujarnya.
Sebelum UN, remaja ini mengikuti les privat. Namun orang tua justru menyarankan agar percaya kepada materi yang diberikan oleh sekolah. "Belajar sih nggak padat kok jadwalnya. Cuma sebelum pelajaran dimulai saya sekadar baca. Karena saya suka baca. Nanti habis magrib belajar lagi. Ya terserah saja pengin belajar apa," kata anak dosen UGM itu.
Afifah menempati peringkat pertama peraih nilai UN tertinggi nasional dengan nilai 55.85. Di Yogyakarta, Afifah meraih peringkat ke tiga setelah 2 teman satu sekolahnya jurusan IPA, yaitu Hashina Zulfa meraih nilai UN 57.65 dan Annisa Anidya Wedoningrum 56.10. Kedua temannya itu menjadi peringkat satu dan dua untuk jurusan IPA se Yogyakarta.
Menurut Afifah, ia gemar membaca sejak kecil. Ia juga suka membaca novel dan karya fiksi lainnya, terutama karya novelis Jodi Picoult. "Saya suka novel yang bahasa Inggris. Seperti karya Jodi Picoult setengah karyanya sudah saya baca. Karya yang The Storyteller itu cerita zaman Nazi tentang holocoust gitu. Bagus banget saya suka cara dia bercerita," katanya.
Tak hanya gemar membaca novel karya orang lain, Afifah juga menulis novel sendiri. Karyanya ini sudah diapresiasi oleh salah satu penerbit buku dan sudah tanda tangan kontrak. Namun, Afifah belum bersedia menyebut judul novel tersebut.
"Karya fiksi kok, seperti teenlite gitu ceritanya tentang kisah remaja di klub drama suatu sekolah," ujarnya.
Usai lulus
UN, dia berharap dapat diterima di UGM. Ia berencana mengambil jurusan sastra
Inggris.
(Sumber
: www. news.liputan6.com )


Tidak ada komentar:
Posting Komentar